Kala itu, aku melihatmu baru tiba di Jakarta. Kamu membawa koper berat, menyeretnya pelan di trotoar. Tatapanku berubah — dari datar menjadi tersenyum tipis. Jantungku berdetak lebih cepat, dan aku merasa canggung. Aku merasa bulan begitu terang malam itu, seakan menyatu dengan suasana. Suara halus kereta dan kendaraan lain terdengar di kejauhan. Angin berhembus pelan, […]
Lagi-lagi karena rasa insecure-ku. Hai kamu, yang sedang membandingkan dirimu — cobalah untuk melihat kelebihanmu juga. Jangan cuma melihat kekuranganmu. Kamu itu sebenarnya punya banyak hal yang orang lain belum tentu punya. Coba lihat dari kesadaranmu, dari kesabaranmu, bahkan dari perjuanganmu. Dan untuk tau apakah kamu sudah berjalan sejauh apa, coba tanya pada dirimu sendiri:
Gue capek banget setiap kali denger VN lu.Gue tau, niat lu cuma pengen berbagi cerita, kasih kabar, nunjukin kalau hidup lu masih berjalan. Tapi setiap kali lu ngomong, gue selalu ngerasa was-was — takut ada satu nama yang lu sebut. Dan bener aja. Intuisi gue gak salah.Gue gak selalu ngandelin intuisi, tapi tiap kali gue
Selamt datang di WordPress. Ini adalah pos pertama Anda. Sunting atau hapus, kemudian mulai menulis!
